Monday, March 21, 2011

Soekamti.com Masih Merdeka!!!

Tiitt.. ttuuuttt...tiiittt..tuuuttt... Tuuiiittttuuuiiittt...
Musik elektrik yang kaya gameboy itu jadi pembuka di album Soekamti.com. Ya, Endank Soekamti pertengahan 2010 lalu menelurkan album keempatnya yang diberi label Soekamti.com. Kenapa? Mungkin kita diajak main bareng anak-anak Kamtis ke webnya. Atau Lo pun Kamtis? Goodd !! hahaha..

Lantas apa yang ditonjolkan dari album ini? Album yang memiliki materi 15 lagu +1 lagu tersembunyi (hidden track) ini punya pembukaan #INTRO dan penutup #OUTRO, Endank Soekamti berhasil meracik album ini menjadi super duper okee... Lirik yang disajikan dalam album ini pun beragam. Ya, Beragam! Hebatnya mereka bisa meracik lagi lagu yang sepertinya udah ga jaman untuk dibikin misal:"Happy Birthday" di album ini adaa.. judulnya "Heavy Birthday" wah juaraa!!

Band punk pop asal Jogja ini juga berhasil membuat lagu bernuansa patriotrisme "Berkibar Tinggi". Alih-alih berasal dari Jogja dan mau ekspansi ke Indonesia dan luar negeri ngga bikin Soekamti ninggalin bahasa daerahnya boy. Bahasa Jawa di lagu "M.A.A.F" terselip kereenn !!! Penyajian yang ciamik ini bikin yang dengerin album ini jadi serasa di ajak keliling Jogja.. hahaha . (padahal gue orang jawa tapi ga tau artinya). Mayoritas lirik yang ada di album ini gue nilai banyak leluconnya. Cara mereka jadiin guyonan itu dalam bentuk musikalisasi keren banget !!! Tengok ke lagu "Satria Bergitar", ""Jurus Jitu", ama "Masih Merdeka".

Masih inget lagunya "Tenda Biru" punya sang maestro putus cinta Desy Ratnasari? Nah itu diracik lewat lagu "Masih Merdeka". Lagu ini mungkin lagu favorit gue di album ini. Lagu yang menceritakan kalo makhluk Tuhan yang belom nikah itu Masih Merdeka. Sekali lagi Masih Merdeka dan milik bersama. Simak penggalan liriknya nih.

http://www.soekamti.com/images/isi/uploads/4.-Soekamti.com_.jpg
...
Tak sengaja lewat rumahmu
belum juga ku melihat tenda birumu
selama janur kuning belum melengkung menghiasi

tetap kukejar sampai kau menunjukku

cincin emas belum melingkar
souvenir dan undangan pun belum tersebar
selama ijab dan kabul belum terlontar
akan kukejar walau ku lawan pendekar
kamu...kamu...jangan halangi aku
masih merdeka milik bersama
kamu...kamu...jangan sampai cemburu
yang belum resmi bodo amat pergi

...

Lagu bernuansa persahabatan, keluarga, dan satu-satunya akustik di album ini adalah "Long Live My Family". Kisah Klasiknya SO7 digodok pake bahasa yang ringan dan kena banget! Band yang digawangi Erix, Dori, Ari ini mengunggulkan lagu "Audisi" + "Semoga Kau di Neraka". Pernah mikir untuk ngadain audisi buat pasangan? Nah, dengerin dah lagi ituu.. hahahaa.. Over all, semua lagu ini pasti ngasih kesan sendiri buat lo yang dengerin. So, masalah apa lagi yang ga dibahas di album mereka?

SID punya Outsiders, Endank Soekamti punya Kamtis.. Mari putar "Kamtis Part 2"!!!!

*Ga ada salahnya membuat review album yang udah hampir setahun yah... hahahaha

-GKA






Saturday, March 19, 2011

Jangan Jauhi Dia ... Sekali Lagi Jangan Jauhi Dia !

Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bagi sebagian orang memang menjadi suatu momok yang menakutkan. (Dari mana Anda bisa bilang begitu?) Jika ada pernyataan "Jangan jauhi penderitanya, jauhi penyakitnya" maka kalimat pertama itu tidak akan muncul tiba-tiba. 1 Desember selalu menjadi hari spesial. Perayaan? Peringatan? Apapun itu.. semua terfokus pada kaum yang satu ini. Banyak tulisan, karya yang dibuat untuk penyakit ini. Superglad menelurkan lagu berjudul Satu yang merupakan sebuah bentuk persuasi kepada seluruh lapisan masyarakat.

Saya pun mencoba berkarya dengan imajinasi dangkal saya ... hehehee..  mari menghisap Asap


Pada mulanya ia adalah makhluk sosial yang bergaul dengan normal.

 Kecelakaan hingga membuat statusnya menjadi ODHA mungkin menjadi sesuatu yang tepat (menurut saya) untuk menunjukkan sisi ini. Tapi, Mengapa dikucilkan? Mengapa dibiarkan sendiri? Sedang pita itu masih melingkar?

Seperti inilah seharusnya ODHA dalam keluarga. Ya, Orang terdekat HARAM hukumnya ikut menjauhi, mengucilkan, atau mungkin tidak menganggap ia bagian dari kalian!

Jangan Jauhi Dia... Sekali Lagi Jangan Jauhi Dia! 

foto-foto ini diambil pada November 2010 silam
 
Sekali lagi jangan jauhi ia. Engkau, kalian, mereka, bahkan kita pun akan kalah dengan ia yang memiliki "sesuatu". Apakah iaakan berhenti disitu? Tidak ia bahkan bisa memiliki tekad untuk menjadi Juara dan menjadikan engkau, kalian, mereka berpanut padanya.

-GKA

Friday, March 18, 2011

Punk Rock Aerobics

Demam tempat-tempat fitnes dan aerobik ternyata berdampak juga pada teman-teman saya. Sejujurnya saya belum pernah mengikuti aktivitas itu. Yaa.. kalau SKJ waktu SD mungkin beda kali yaa.. hehee.. tapi saya mau berbagi setelah melihat di YouTube. Musik dan gerakan aerobik yang bertajuk Punk Rock Aerobics ini mungkin bisa jadi suatu aliran baru dalam aerobik. Atau mungkin udah ada aliran-aliran lainnya? 

Sepengetahuan saya kalau aerobik memang make musik-musik yang ngebeat. (Kenapa saya tau?) Karena letak kosan saya dekat dengan pusat kebugaran di Jatinangor. hahaha.. tapi jujur lagi saya belum pernah ke sana.. dan ga kepikiran juga untuk ikutan.. hahaha... 

Cekidoot videonya,,, siapa tau bisa diikutin di rumah atau kosann...


Video ini udah di upload dari 2007.. tapi kalo diliat dari gambar-gambarnya sih kaya yang udah tahun 1990an (mau nyaingin pakar telematika.. hahaa) Sedot Asap nyaa !!!

- GKA

Gelas Asap

18 Maret 2011, Gelas Asap. Blog ini adalah blog kesekian yang saya miliki. Harapan khusus mudah-mudahan menjadi satu-satunya blog yang saya miliki akhirnya. Jika ada pandangan yang berbeda dengan saya kritiklah saya. Jika pandangan tersebut sama, diskusilah dengan saya dan teman-teman.

"Sekali Berarti, Sesudah itu Mati" - Chairil Anwar

-GKA

Senyuman Sandal dan Topi

Senyuman Sandal dan Topi



Foto ini saya dapatkan ketika menjalani Kuliah Kerja Nyata di Desa Karang Anyar, Sukabumi pada tahun 2009 silam. Potret tentang siswa yang masih kurang dalam hal sarana dan prasarana ini saya jadikan menjadi satu frame dengan alasan sinkronisasi makna kedua foto. 

The Beatles - Let It Be

The Beatles - Let It Be

Thursday, March 17, 2011

Teologi yang Sesat

banyak yang beranggapan bahwa agama adalah sebuah pilihan hidup. namun, hampir seratus persen penduduk di bumi ini khususnya INdonesia agama bukanlah pilihan DIRI SENDIRI namun pilihan ORANG TUA.
mengapa terjadi hal seperti ini?
padahal kadang-kadang jika ada kasus nikah berbeda agama dan memiliki anka maka keputusan familiarnya adalah BIARKAN SAJA IA YANG MEMILIH AGAMANYA JIKA SUDAH DEWASA NANTI.
ya kasus seperti itu harusnya dijadikan pelajaran penting. bahwa agama memang sebuah pilihan hidup sang pelakunya. pelaku dalam hal ini adalah sang pemeran kehidupannya sendiri. aktornya ya dialah sendiri. kenapa harus ditentukan oleh orang tua?
ya memang terkadang ada jawaban yang lebih mengetahui asam manis dunia adalah orang tua yang lebih lama hidup dibandingkan dengan anaknya. namun kalau agama pilihan dimanakah letak pilihan yang objektif dan memenuhi hak asasinya itu?
hidup hanya terlampau manis saja.

sebut saja eko pria berumur 24 tahun, dapat diakatan mapan dan terpenuhi segala kebutuhan duniawinya. namun suatu saat sempat terpikir olehnya bagaimana dengan kehidupan yang kekal nan abadi nanti?
apakah agama yang saya anut ini mampu membawa saya ke arah yang benar?
dengan sebenar-benarnya petunjuk?
saya melihat agama yang mampu membawa kebenaran jalan yang suci dunia dan akhirat. selain agama yang saya anut tentunya.
jika diuji antara teologi dan cabang ilmu lainnya agama tersebut lah yang mampu mematahkan dan menjawab segala pertanyaan di muka bumi ini.
tapi ia takut pada orangtua yang telah membesarkannya.

tidak sedikit orang yang bernasib sama dengannya..
dan jalan keluarnya adalah pilihan untuk berpindah agama dan keluar dari lingkaran keluarga atau .. . .????

sumber

Razia Tanpa Membuang Secarik Surat Tilang

Rabu, 24 Juni 2009 pukul 20.00 mungkin berawalnya razia yang dilakukan polisi (Entah polisi dari sektor mana, Jakarta Utara mungkin). LAGI-LAGI yang terjadi adalah pengadilan di tempat ! Alih-alih mengeluarkan surat tilang dan pulpen, proses penulisan keterangan penilangan pun berlalu pada NEGO. yah ! Pengadilan tahap pertama pun dimulai . .
Nego pun dimulai dengan diawali pertanyaan dari pihak kepolisian, "Bagaimana ini jadinya?"
nego pun berbuntut cepat dan alhasil nominal 30-50 ribu rupiah menjadi bandrol yang sudah di STANDARDISASI !!!
Tahap kedua adalah pemberian MAHAR. namun, dilakukan di "BAWAH TANGAN".
"Jangan sampai kelihatan" tegas pihak tersebut.
Pengadilan beres . .
Palu diketuk !
TOK TOK TOK

Nasib surat tilang bagaimana?
(Masuk kantong lagi, atau tempat lain seperti sepatu)

Pencitraan kepolisian Indonesia, khususnya POLANTAS mau diapakan lagi sudah seperti itu. Penegakan hukum yang seperti ini apa dapat membuat Indonesia maju?
"Kami Siap Melayani Anda"
Apa sebenarnya makna semboyan ini?
"Melayani" seperti apa yang dimaksud?
"Melayani" dalam bidang apa?

Ingin menyalahkan masyarakat? Mengapa ia memberikan uang kepada masyarakat?
Banyak alibi yang keluar, tapi semua sudah terbantahkan jika dilapangan.
Tanyakan pada warga yang mengalami hal seperti ini berapa persen dari berapa sample?
(Lembaga survei sekali-kali lakukan survei ini)

Malam ini di Jalan Menteng tepatnya di depan Lembaga kursus BBC lah pengadilan itu "berdiri". sepanjang jalan itu aktivitas kepolisian menjadi sebuah tontonan yang MENARIK. warga yang menonton pun "membantu" calon korban dengan meneriakan "ADA RAZIA ! ! ! BALIK-BALIK ! ! !"
Silakan tafsirkan apa yang ada dalam pikiran warga saat itu dan mungkin seterusnya.

sumber

Pahlawan? Tanda Jasa?

pahlawan identik dengan seseorang yang ikhlas memperjuangkan sesuatu sampai mengrbankan dirinya. pahlawan orang biasa juga, tapi sungguh ia berbeda dari manusia biasa itu. walau bagaimanapun menyandang gelar pahlawan sangat berat dan tersisipi kebanggaan tersendiri untuk mengemban dan membuktikan bahwa legitimasi itu bukan hasil rekayasa atas baktinya.

secara sadar mungkin kita pernah melihat tayangan atau segala bentuk pemberitaan yang dilakukan oleh awak media menyiarkan tentang tindak keji seorang pahlawan. khususnya pahlawan tanpa tanda jasa! timbul pertanyaan dari sikap skeptis itu. masih ada pahlawan tanpa tanda jasa?
sandiwara kemunafikan?

tindakan asusila marak diberitakan oleh media massa. yaa mungkin inilah “balas jasa” yang menjadi pergeseran nilai yang dahulu benar-benar denotati tanpa balas jasa. sisi-sisi uang lun tidak kalah menarik untuk membalas “jasa” dari pahlawan tanpa tanda jasa itu.

namun, saya yakin bahwa silogisme dalam hal ini tidak mutlak terjadi. proses generalisir dari kasus ini tidak mutlak dipukul rata bagi semua pahlawan tanpa tanda jasa.

keyakinan itu mudah-mudahan ada yang membuktikannya.

“hanya guru sajakah pahlawan tanpa tanda jasa?”

sumber



Diogenes

sosok yang paling terkenal di Kaum Sinis asuhan Antisthenes, murid Socrates. diogenes konon hidup dalam sebuah tong. ia hanya punya sebuah mantel, tongkat, dan kantung roti. maka tidak mudah mencuri kebahagiaan darinya.

suatu hari ketika sedang duduk di samping tongkatnya menikmati cahaya matahari, dia dikunjungi oleh Alexander Agung. sang maharaja berdiri di hadapannya dan bertanya “apakah saya dapat melakukan sesuatu untuk membantumu, Diogenes?” kemudian Diogenes menjawab,”ya, bergeserlah kesamping, Anda menghalangi matahari. dengan demikian Diogenes dapat membuktikan bahwa dia tidak kalah bahagia dan kaya dibanding pria agung di hadapannya. dia telah memiliki semua yang dinginkannya.

Kaum Sinis percaya bahwa orang tidak perlu memikirkan kesehatan diri mereka. bahkan penderitaan dan kematian tidak boleh mengganggu mereka. pun mereka tidak boleh membiarkan diri tersiksa karena memikirkan kesengsaraan orang lain.

kini istilah “sinis” dan “sinisme” berarti ketidakpercayaan yang mengandung cemooh pada ketulusan manusia, dan kedua istilah itu menunjukkan ketidakpekaan terhadap penderitaan orang lain. seperti kata Socrates yang juga dipakai sebagai motto aliran filsafat Sinis,
”Betapa banyak benda yang tidak diperlukan”
Jostein Gaarder, Dunia Sophie-

sumber

Partikularisme Solois

Kepentingan pribadi diatas segala kepentingan umum. seperti itu mungkin yang dapat dikatakan jika berkaca apa yang terjadi di negeri ini. segalanya berbau kepentingan-politik. tidak hanya di ranah polotik secara generik saja kepentingan ada.

pergeseran komunitas, komunal menjadi solo adalah realita yang ada di masyarakat. dalam keluarga kecil yang terdiri dari suami-istri saja sampai pada tataran keluarga besar Indonesia. partisi yang menguatkan dirinya sendiri.

kasus korupsi yang terjadi di negeri ini. obrolan yang seharusnya menjadikan efek jera terhadap sang pelaku saat ini malah menjadi marak.
paham partikularisme solois memang ada pada diri masing-masing orang. itulah cara untuk bertahan hidup. kadang kita dihadapkan pada situasi yang benar-benar menjelmakan diri kita untuk benar-benar bertarung walau dengan sesama.

ketika pertunjukan solo dimulai secara perlahan yang lain akan tersingkirkan dan mati. sengaja dimatikan. mungkin saja satu jalan keluarnya adalah pemaparan hak-hak asasi secara gamblang dalam segala aspek. transparansi yang menjadi tonggak pemusnahan dekadensi moral bangsa.

merokok adalah hak seseorang. haruskah merenggut hak orang lain untuk menghirup udara bersih?




Paradoks Realita dan Tradisi

Apa lagi yang mau di bantah? kalau memang yang terjadi itu benar-benar terjadi? berbagai permasalahan di berbagai instansi menjadikan masyarakatnya sebagai kaum kerdil yang dianggap buta terhadap segala sesuatunya. tidak hanya terjadi pada institusi pemerintahan,realita tersebut terjadi pula pada institusi pencetak “orang-orang” pemerintahan, institusi pendidikan.

“...kalau mau ini harus kesana dulu, jangan lupa lampirkan bla..bla...bla...”

birokrasi memang memiliki kekuatan legalitas yang tinggi. namun, dengan kondisi seseorang atau bahkan puluhan juta orang yang ingin mendapatkan sesuatu harus terbentur masalah birokrasi yang tidak masuk akal! administrasi yang seharusnya dilakukan dengan mudah saat perkembangan teknologi kian memuncak, beberapa instansi pendidikan yang SEHARUSNYA telah berharmonisasi dengan teknologi itu malah jalan di tempat. kebiasaan yang telah dianggap sebagai pembenaran terhadap suatu masalah menjadikan tradisi yang mengikat. sangat. paradoks realita dan tradisi yang ada adalah:

masyarakat ini miskin atau dimiskinkan?
mahasiswa ini bodoh atau dibodohi?
segala sesuatu yang seharusnya mudah mengapa dipersulit?
“dalam kesulitan itu banyak pihak yang merasa tenang dan damai melakonkannya.”

sumber


Sandiwara Kemunafikan

Hipokrit dan Pantomim
dua kata yang mungkin memiliki imajinasi untuk merubah dirinya masuk dalam makna apapun.
takdir keduanya untuk memiliki makna munafik dan sandiwara tanpa kata.
namun, sandiwara disini harus menggunakan kata.


sebuah media yang ditujukan pada khalayak umum untuk apapun.
apresiasi pada karya adalah sebuah kemajuan suatu bangsa.

sumber