Showing posts with label Jurnal. Show all posts
Showing posts with label Jurnal. Show all posts

Tuesday, July 7, 2015

Ceritanya... Katanya... nya... nya...

"Kamu itu sekolah yang bener, yang pinter. Nanti kalo udah selesai sekolah cari kerjaan yang bagus. Banyak perusahaan di Jakarta deket rumah yang bagus-bagus. Jangan kalah saing sama orang lain." 

Kurang lebih itu wejangan dari orang yang menggauli Ibu saya sampai saat ini. Termasuk Ibu saya pun begitu omongannya.

Ceritanya pola hidup kaya gitu yang ideal, ya seengganya dari SD sampe Kuliah pun ngikutin wejangan beliau-beliau itu. Tapi rasanya semakin kesini dan kesana pola itu udah makin ditinggalin. Rasanya yaaa..

Katanya, sekarang anak muda harus kreatif ciptain lapangan kerja sendiri. Katanya, sekarang anak muda harus berani ambil keputusan buat bener-bener mandiri. Katanya, sekarang anak muda harus bisa buka usaha tanpa harus kerja sama orang lain.

Aslinya, yang begitu itu susah. Aslinya, yang udah berhasil di sana itu hebat banget. Aslinya, saya lagi coba sejauh mana bisa kaya gitu. Kurang dari 4 tahun, kerja di kompani swasta dengan budaya Jepang dan diisi sama orang-orang hebat nyatanya cuma bisa nahan saya kurang dari 4 tahun kerja disana.

Nyatanya, sekarang bener-bener free at glance, freelance nyari itu peluang, nyari yang namanya duit. Coba jemput bola, coba buat gawang buat bikin bola nya dateng sendiri tapi ya nyatanya ngga segampang dari katanya itu.

Bukannya pesimis, bukannya ngga yakin, tapi dari nya nya kayanya bisa jadi .. yaa semoga

Tuesday, March 5, 2013

Hello Again !

Hahahahaa....

Hello Again !

Udah berapa lama ngga ada suaranya disini (kan emang disini mah ngga bersuara), ya oke dehhh... udah lama ngga ada tulisannya nih (nah ini baru beneerrr).
Ngga tau gw kemana aja cuma mampir disini Log in terus cabut lagi, Log in terus cabut lagi.

Kangen bener emang dunia tulis menuli begini, kalau kata salah satu vocab dari sahabat "Buruh Tinta".

Log in terus liat update postingan salah satu teman yang nyatanya bener-bener bikin semangat nulis lagi.
Ngga usah pusing mikirin ini itu (seengganya itu yang keliatan, tapi kalau udah punya pikiran itu pasti nantinya jadi bahan pertimbangan untuk mikirin ini itu).

Kali ini gw mau nambahin 2 kanal lagi, wisata sama otomotif. untuk wisata yaaa seadanya ajalaahhh . naahh untuk otomotif, mungkin akan di dominasi sama tulisan kerjaan gw heheheee....

selamat menikmati segelas teh hangat dengan ditemani asap mengebul...

-GKA-

Thursday, July 12, 2012

Goes Extra Mile !!!

7: usaha itu yang penting adalah berani !

D: Maksudnya berani?

7: Ya berani melakukan apa yang orang lain ngga bisa ngelakuin. Goes extra mile!!!

D: Makin ga jelas dah lu!? G*#*$*%7$+#-$8$+

7: Gini deh. Kalo gw bilang kata sepak bola, yang ada d pikiran lo apa?

D: ronaldo, pele, messi, bola, gawang, wasit banyaakkk

7: nah salah satunya itu, baru berapa lu jelasin udah bilang banyak. Dan jawaban yang lo keluarin itu ada d pikiran orang lain juga. Akab lebih baik jika lo ngeluarin jawaban yang ngga pernah kepikiran di orang2.

D: serah lu deh. Tapi trus apa dong?

7: pemanasan, latihan, seleksi, pemain timnas, kejuaraan, champion!!!

D: makin sinting!

7: :) jangan lupa senyum ya... sambil mikir sambil senyum. Dengan lu senyum menurut keyakinan gw lu udah beribadah. Amin

Published with Blogger-droid v2.0.4

Saturday, May 14, 2011

Bismillah di Awal, Alhamdulillah di Akhir

Sepertinya saya atau sebagian kita melupakan yang satu ini setiap mau melakukan sesuatu. Ingat saya nulis SETIAP melakukan sesuatu. Jadi, mutlak setiap perbuatan yang kita lakuin.

"Yap. Bismillah di Awal, Alhamdulillah di Akhir"

Friday, March 18, 2011

Punk Rock Aerobics

Demam tempat-tempat fitnes dan aerobik ternyata berdampak juga pada teman-teman saya. Sejujurnya saya belum pernah mengikuti aktivitas itu. Yaa.. kalau SKJ waktu SD mungkin beda kali yaa.. hehee.. tapi saya mau berbagi setelah melihat di YouTube. Musik dan gerakan aerobik yang bertajuk Punk Rock Aerobics ini mungkin bisa jadi suatu aliran baru dalam aerobik. Atau mungkin udah ada aliran-aliran lainnya? 

Sepengetahuan saya kalau aerobik memang make musik-musik yang ngebeat. (Kenapa saya tau?) Karena letak kosan saya dekat dengan pusat kebugaran di Jatinangor. hahaha.. tapi jujur lagi saya belum pernah ke sana.. dan ga kepikiran juga untuk ikutan.. hahaha... 

Cekidoot videonya,,, siapa tau bisa diikutin di rumah atau kosann...


Video ini udah di upload dari 2007.. tapi kalo diliat dari gambar-gambarnya sih kaya yang udah tahun 1990an (mau nyaingin pakar telematika.. hahaa) Sedot Asap nyaa !!!

- GKA

Thursday, March 17, 2011

Teologi yang Sesat

banyak yang beranggapan bahwa agama adalah sebuah pilihan hidup. namun, hampir seratus persen penduduk di bumi ini khususnya INdonesia agama bukanlah pilihan DIRI SENDIRI namun pilihan ORANG TUA.
mengapa terjadi hal seperti ini?
padahal kadang-kadang jika ada kasus nikah berbeda agama dan memiliki anka maka keputusan familiarnya adalah BIARKAN SAJA IA YANG MEMILIH AGAMANYA JIKA SUDAH DEWASA NANTI.
ya kasus seperti itu harusnya dijadikan pelajaran penting. bahwa agama memang sebuah pilihan hidup sang pelakunya. pelaku dalam hal ini adalah sang pemeran kehidupannya sendiri. aktornya ya dialah sendiri. kenapa harus ditentukan oleh orang tua?
ya memang terkadang ada jawaban yang lebih mengetahui asam manis dunia adalah orang tua yang lebih lama hidup dibandingkan dengan anaknya. namun kalau agama pilihan dimanakah letak pilihan yang objektif dan memenuhi hak asasinya itu?
hidup hanya terlampau manis saja.

sebut saja eko pria berumur 24 tahun, dapat diakatan mapan dan terpenuhi segala kebutuhan duniawinya. namun suatu saat sempat terpikir olehnya bagaimana dengan kehidupan yang kekal nan abadi nanti?
apakah agama yang saya anut ini mampu membawa saya ke arah yang benar?
dengan sebenar-benarnya petunjuk?
saya melihat agama yang mampu membawa kebenaran jalan yang suci dunia dan akhirat. selain agama yang saya anut tentunya.
jika diuji antara teologi dan cabang ilmu lainnya agama tersebut lah yang mampu mematahkan dan menjawab segala pertanyaan di muka bumi ini.
tapi ia takut pada orangtua yang telah membesarkannya.

tidak sedikit orang yang bernasib sama dengannya..
dan jalan keluarnya adalah pilihan untuk berpindah agama dan keluar dari lingkaran keluarga atau .. . .????

sumber

Razia Tanpa Membuang Secarik Surat Tilang

Rabu, 24 Juni 2009 pukul 20.00 mungkin berawalnya razia yang dilakukan polisi (Entah polisi dari sektor mana, Jakarta Utara mungkin). LAGI-LAGI yang terjadi adalah pengadilan di tempat ! Alih-alih mengeluarkan surat tilang dan pulpen, proses penulisan keterangan penilangan pun berlalu pada NEGO. yah ! Pengadilan tahap pertama pun dimulai . .
Nego pun dimulai dengan diawali pertanyaan dari pihak kepolisian, "Bagaimana ini jadinya?"
nego pun berbuntut cepat dan alhasil nominal 30-50 ribu rupiah menjadi bandrol yang sudah di STANDARDISASI !!!
Tahap kedua adalah pemberian MAHAR. namun, dilakukan di "BAWAH TANGAN".
"Jangan sampai kelihatan" tegas pihak tersebut.
Pengadilan beres . .
Palu diketuk !
TOK TOK TOK

Nasib surat tilang bagaimana?
(Masuk kantong lagi, atau tempat lain seperti sepatu)

Pencitraan kepolisian Indonesia, khususnya POLANTAS mau diapakan lagi sudah seperti itu. Penegakan hukum yang seperti ini apa dapat membuat Indonesia maju?
"Kami Siap Melayani Anda"
Apa sebenarnya makna semboyan ini?
"Melayani" seperti apa yang dimaksud?
"Melayani" dalam bidang apa?

Ingin menyalahkan masyarakat? Mengapa ia memberikan uang kepada masyarakat?
Banyak alibi yang keluar, tapi semua sudah terbantahkan jika dilapangan.
Tanyakan pada warga yang mengalami hal seperti ini berapa persen dari berapa sample?
(Lembaga survei sekali-kali lakukan survei ini)

Malam ini di Jalan Menteng tepatnya di depan Lembaga kursus BBC lah pengadilan itu "berdiri". sepanjang jalan itu aktivitas kepolisian menjadi sebuah tontonan yang MENARIK. warga yang menonton pun "membantu" calon korban dengan meneriakan "ADA RAZIA ! ! ! BALIK-BALIK ! ! !"
Silakan tafsirkan apa yang ada dalam pikiran warga saat itu dan mungkin seterusnya.

sumber

Pahlawan? Tanda Jasa?

pahlawan identik dengan seseorang yang ikhlas memperjuangkan sesuatu sampai mengrbankan dirinya. pahlawan orang biasa juga, tapi sungguh ia berbeda dari manusia biasa itu. walau bagaimanapun menyandang gelar pahlawan sangat berat dan tersisipi kebanggaan tersendiri untuk mengemban dan membuktikan bahwa legitimasi itu bukan hasil rekayasa atas baktinya.

secara sadar mungkin kita pernah melihat tayangan atau segala bentuk pemberitaan yang dilakukan oleh awak media menyiarkan tentang tindak keji seorang pahlawan. khususnya pahlawan tanpa tanda jasa! timbul pertanyaan dari sikap skeptis itu. masih ada pahlawan tanpa tanda jasa?
sandiwara kemunafikan?

tindakan asusila marak diberitakan oleh media massa. yaa mungkin inilah “balas jasa” yang menjadi pergeseran nilai yang dahulu benar-benar denotati tanpa balas jasa. sisi-sisi uang lun tidak kalah menarik untuk membalas “jasa” dari pahlawan tanpa tanda jasa itu.

namun, saya yakin bahwa silogisme dalam hal ini tidak mutlak terjadi. proses generalisir dari kasus ini tidak mutlak dipukul rata bagi semua pahlawan tanpa tanda jasa.

keyakinan itu mudah-mudahan ada yang membuktikannya.

“hanya guru sajakah pahlawan tanpa tanda jasa?”

sumber



Paradoks Realita dan Tradisi

Apa lagi yang mau di bantah? kalau memang yang terjadi itu benar-benar terjadi? berbagai permasalahan di berbagai instansi menjadikan masyarakatnya sebagai kaum kerdil yang dianggap buta terhadap segala sesuatunya. tidak hanya terjadi pada institusi pemerintahan,realita tersebut terjadi pula pada institusi pencetak “orang-orang” pemerintahan, institusi pendidikan.

“...kalau mau ini harus kesana dulu, jangan lupa lampirkan bla..bla...bla...”

birokrasi memang memiliki kekuatan legalitas yang tinggi. namun, dengan kondisi seseorang atau bahkan puluhan juta orang yang ingin mendapatkan sesuatu harus terbentur masalah birokrasi yang tidak masuk akal! administrasi yang seharusnya dilakukan dengan mudah saat perkembangan teknologi kian memuncak, beberapa instansi pendidikan yang SEHARUSNYA telah berharmonisasi dengan teknologi itu malah jalan di tempat. kebiasaan yang telah dianggap sebagai pembenaran terhadap suatu masalah menjadikan tradisi yang mengikat. sangat. paradoks realita dan tradisi yang ada adalah:

masyarakat ini miskin atau dimiskinkan?
mahasiswa ini bodoh atau dibodohi?
segala sesuatu yang seharusnya mudah mengapa dipersulit?
“dalam kesulitan itu banyak pihak yang merasa tenang dan damai melakonkannya.”

sumber