Thursday, March 17, 2011

Teologi yang Sesat

banyak yang beranggapan bahwa agama adalah sebuah pilihan hidup. namun, hampir seratus persen penduduk di bumi ini khususnya INdonesia agama bukanlah pilihan DIRI SENDIRI namun pilihan ORANG TUA.
mengapa terjadi hal seperti ini?
padahal kadang-kadang jika ada kasus nikah berbeda agama dan memiliki anka maka keputusan familiarnya adalah BIARKAN SAJA IA YANG MEMILIH AGAMANYA JIKA SUDAH DEWASA NANTI.
ya kasus seperti itu harusnya dijadikan pelajaran penting. bahwa agama memang sebuah pilihan hidup sang pelakunya. pelaku dalam hal ini adalah sang pemeran kehidupannya sendiri. aktornya ya dialah sendiri. kenapa harus ditentukan oleh orang tua?
ya memang terkadang ada jawaban yang lebih mengetahui asam manis dunia adalah orang tua yang lebih lama hidup dibandingkan dengan anaknya. namun kalau agama pilihan dimanakah letak pilihan yang objektif dan memenuhi hak asasinya itu?
hidup hanya terlampau manis saja.

sebut saja eko pria berumur 24 tahun, dapat diakatan mapan dan terpenuhi segala kebutuhan duniawinya. namun suatu saat sempat terpikir olehnya bagaimana dengan kehidupan yang kekal nan abadi nanti?
apakah agama yang saya anut ini mampu membawa saya ke arah yang benar?
dengan sebenar-benarnya petunjuk?
saya melihat agama yang mampu membawa kebenaran jalan yang suci dunia dan akhirat. selain agama yang saya anut tentunya.
jika diuji antara teologi dan cabang ilmu lainnya agama tersebut lah yang mampu mematahkan dan menjawab segala pertanyaan di muka bumi ini.
tapi ia takut pada orangtua yang telah membesarkannya.

tidak sedikit orang yang bernasib sama dengannya..
dan jalan keluarnya adalah pilihan untuk berpindah agama dan keluar dari lingkaran keluarga atau .. . .????

sumber

No comments:

Post a Comment